Menikmati Pelesiran Murah dari Pontianak ke Malaysia – Libur akhir tahun selalu dinanti banyak orang. Berwisata menjadi menu utamanya.
Kota Kuching di Negara Bagian Sarawak, Malaysia, tidak asing bagi sebagian warga Kalimantan Barat. Kota itu menjadi tujuan favorit wisata saat musim liburan. Ada yang sekadar jalan-jalan, ada pula yang membeli berbagai keperluan.
Kuching bisa dijangkau dengan perjalanan darat dari Pontianak, ibu kota Kalbar. Biaya perjalanan menuju ke sana juga relatif murah. Tak heran, jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, warga Kalbar berbondong-bondong melawat ke sana. Banyak yang diburu di negeri orang, mulai dari pernak-pernik Natal, aneka busana, hingga makanan ringan.
Dari Pontianak, warga menempuh perjalanan sekitar 200 kilometer menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau. Dari sana, perjalanan dilanjutkan sejauh 100 km menuju Kuching. Waktu tempuhnya sekitar dua jam.
Peningkatan mobilitas warga Kalbar menuju Kuching pada libur akhir tahun ini mulai terasa sejak pertengahan Desember 2024. Sejumlah warga memilih melancong lebih awal untuk menghindari membeludaknya para pelintas pos lintas batas pada masa puncak liburan.
Theodora Filli Astrida (39), warga Kota Pontianak, misalnya, berangkat ke Kuching pada Sabtu (14/12/2024) malam. Dia pergi bersama dua rekannya menggunakan bus Damri. Mereka tiba di Kuching keesokan harinya.
Mereka memilih berlibur lebih awal karena bertepatan dengan waktu liburan sekolah. Selain itu, jalanan menuju Kuching serta destinasi wisata lainnya belum begitu ramai sehingga nyaman untuk bepergian.
Tempat perbelanjaan belum terlalu ramai. Bisa menikmati slow living,” ujar guru di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Pontianak itu, Rabu (18/12/2024).
Biaya perjalanan yang relatif murah menjadi salah satu pertimbangan untuk berpelesiran ke Kuching. Harga tiket bus Damri rute Pontianak-Kuching Rp 275.000-Rp 350.000. Biaya itu lebih murah ketimbang bepergian ke luar provinsi, apalagi ke luar negeri dengan menggunakan pesawat terbang.
Empat hari tiga malam berada di Kuching, Filli dan rekan-rekannya menginap di hostel dengan tarif Rp 400.000 per malam. Hostel itu berada di sekitar waterfront, salah satu destinasi wisata di Kuching. Lokasinya juga tidak jauh dari pusat perbelanjaan dan pusat aneka kuliner.
”Destinasi favorit kami di sana, antara lain Borneo Cultures Museum dan berbelanja pernak-pernik Natal di Tanah Putih. Harga semua barang hanya 2,60 ringgit Malaysia, termasuk berbelanja busana juga terbilang murah,” tuturnya.
Di Tebedu, sebelum memasuki pos lintas batas, Filli dan teman-temannya berbelanja aneka makanan ringan, seperti camilan, dan minuman ringan. Selain untuk dijadikan oleh-oleh, penganan itu juga bisa menjadi hidangan Natal.
Sejumlah warga memilih melancong lebih awal untuk menghindari membeludaknya para pelintas pos lintas batas pada masa puncak liburan.
”Di Tebedu, kami bisa bertransaksi dengan rupiah ataupun ringgit. Saya sudah dua kali liburan ke Kuching dalam setahun ini,” ucapnya.
Ada juga warga yang berlibur ke Malaysia menggunakan biro perjalanan. Paula Marselina Acing, pemilik salah satu biro perjalanan di Kalbar, menuturkan, terdapat tujuh orang yang akan berwisata ke Kuching dan Kuala Lumpur pada 27 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025. Mereka berangkat menggunakan bus Damri dari Kota Pontianak menuju Kuching.
Paula ikut mendampingi para pelancong itu. Selama di Kuching, mereka akan berwisata selama beberapa hari ke sejumlah lokasi, antara lain kawasan waterfront, Chinatown, dan Monkey Forest. Mengabadikan foto di monumen patung kucing menjadi agenda yang tidak ingin dilewatkan.
Malam harinya, mereka menjadwalkan menonton pertunjukan musik di area waterfront. ”Orang tertarik ke sana karena wisata ke luar negeri murah dan mudah dijangkau melalui (jalur) darat dari Kalbar. Ngapain harus menyeberang ke pulau lain, yang dekat saja ada dengan harga relatif murah,” ujar Paula.
Dari Kuching mereka akan melanjutkan penerbangan menuju Kuala Lumpur. Harga tiket penerbangan Kuching-Kuala Lumpur Rp 700.000-Rp 800.000. Pada hari-hari biasa, harga tiket rute tersebut sekitar Rp 500.000.
Meningkat
Paula mengatakan, peminat wisata ke Malaysia yang menggunakan jasa biro perjalanan miliknya meningkat pada akhir tahun ini. Pada masa libur Natal dan Tahun Baru, terdapat 70 wisatawan per perjalanan. Di luar masa itu, jumlahnya 40-45 orang per perjalanan. ”Kami juga memberikan diskon sekitar 40 persen di masa libur,” ujar dia lagi.
Diskon itu dimanfaatkan para backpacker. Mereka berlibur ke Kuching dan Kuala Lumpur di akhir Januari 2025. Setelah itu, melanjutkan penerbangan ke Singapura, Hong Kong, dan Makau.
”Mereka transit melalui Kuching karena murah. Tiket pulang-pergi dari Kuching ke sejumlah negara tersebut Rp 6 juta-Rp 7 juta per orang. Kalau melalui Jakarta Rp 12 juta. Bisa menghemat sekitar 50 persen,” jelasnya.
Jumlah pelintas melalui PLBN Entikong menuju Sarawak meningkat jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Subseksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Entikong Gelar Handoko menuturkan, peningkatan jumlah pelintas mulai terlihat sejak Minggu (15/12/2024), bertepatan dengan dimulainya liburan sekolah.
Peningkatannya 20-30 persen per hari dibandingkan hari-hari biasa. Pada arus puncak masa liburan, jumlah pelintas bisa mencapai 2.000 orang per hari.
Aspek kultural menjadi satu alasan banyaknya warga Kalbar bepergian ke Malaysia. Masyarakat Kalbar dan Sarawak di Malaysia, pada dasarnya satu rumpun. Mereka berkunjung di waktu-waktu tertentu, terutama saat hari raya keagamaan.
Menurut Menteri Pengangkutan Negara Bagian Sarawak Dato Sri Lee Kim Shin, saat berkunjung ke Pontianak, September 2022, lebih dari 230.000 warga Kalbar berkunjung ke Kuching. Setahun berselang, jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 503.000 orang.
Ignatius (42), warga Entikong yang sering berlibur ke Sarawak, memberikan sejumlah tips berlibur ke Malaysia. Selain memastikan paspor masih berlaku, calon wisatawan hendaknya menyusun rencana tujuan wisata. Hal itu penting untuk mengatur waktu selama liburan.
Menetapkan tujuan selama di Sarawak penting agar tidak dicurigai sebagai pelancong ilegal. Sebab, negara tetangga identik sebagai tujuan pencari kerja,” katanya.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung harus mengurus road tax (pajak jalan) di perbatasan sebelum berangkat ke Malaysia. Road tax diurus di Kantor Bea dan Cukai serta perlu stempel dari dari sejumlah instansi, seperti dinas perhubungan (dishub) dan kepolisian. Jangan lupa pula mengurus asuransi sekitar Rp 75.000.
Di PLBN Malaysia, wisatawan juga harus mengurus asuransi 133 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 478.800. Setelah itu, melapor kepada Jawatan Pengangkutan Jalanan (JPP) semacam dishub di sana.
Lalu petugas akan memeriksa kelaikan kendaraan, jumlah penumpang, serta memastikan tingkat kegelapan kaca film mobil tidak lebih dari 20 persen. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu satu jam. Namun, waktunya bisa lebih lama saat puncak masa liburan.
Bagi warga di perbatasan, berwisata ke negeri tetangga bisa menjadi pilihan berlibur di akhir tahun. Liburan ini memberikan pengalaman mengesankan menjelajah negeri orang tanpa harus menguras kantong terlalu dalam.
Versi cetak artikel ini terbit d