Padang pasir Pasir Pulau Bintan Rayuan untuk Warga Urban – Wisata alam di Pulau Bintan dapat jadi pengganti untuk warga urban di Batam.
Pulau Bintan di Kepulauan Riau menawarkan kesunyian padang pasir serta laut pada warga urban yang bermukim di Batam serta Singapore. Terdapat beberapa destinasi darmawisata ramah kantung apabila mau meminggir di Bintan dari berisik pikuk kehidupan urban.
Tengah hari, mentari berdiri lurus dengan langit. Sepanjang mata memandang cuma padang pasir pasir membentang. Rupanya merah belia berbaur kuning serta putih. Buat sejenak pemahaman ruang menguap serta banyak orang menanya dalam batin, di manakah kita terletak?
Padang pasir pasir yang mempesona itu terdapat di Dusun Buncit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Buat mengarah Bintan, terdapat opsi mengenakan kapal kilat serta kapal roro( roll- on roll- off) dari Pulau Batam. Durasi menyeberang dengan kapal kilat cuma 15 menit, namun bila bawa alat transportasi individu serta memakai kapal roro lama ekspedisi jadi dekat 60 menit.
Sehabis hingga Dermaga Tanjung Rambut putih, Bintan, wisatawan yang mau ke Padang pasir Pasir Dusun Buncit wajib meneruskan ekspedisi bumi sepanjang 15 menit. Posisi darmawisata itu posisinya pas di pinggir Jalur Rute Barat Pulau Bintan.
” Padang pasir pasir ini tadinya posisi tambang pasir. Terdapat belasan industri yang menggali, itu berjalan dari 1970- an hingga 1990- an,” tutur Jardaif, Pimpinan Golongan Siuman Darmawisata( Pokdarwis) Dusun Buncit, Jumat( 20 atau 12 atau 2024).
Darmawisata Padang pasir Pasir Buncit mulai populer semenjak 2017. Durasi itu banyak juru mudi jalur rute yang menyudahi buat difoto di situ. Energi raih kuncinya merupakan bukit kecil pasir aneka warna yang tidak dapat ditemui di tempat lain.
” Masyarakat Dusun Buncit membekuk kesempatan itu. Kita kemudian melaksanakan survey buat melukiskan kemampuan apa saja yang terdapat di posisi sisa tambang ini,” ucap Jardaif.
Tidak hanya bukit kecil pasir aneka warna, nyatanya terdapat pula jelukan sisa tambang yang terisi air hujan serta jadi sejenis embung. Kesimpulannya, masyarakat akur buat menghasilkan posisi sisa tambang itu jadi tempat darmawisata serta mengatur dengan cara swadaya.
Buat masuk ke Padang pasir Pasir Bintan, turis lokal dipungut bayaran Rp 10. 000 per orang. Ada pula turis asing dipungut Rp 30. 000 per orang.
Sehabis amati gunakan mata kepala sendiri, terkini yakin nyatanya memanglah sungguhan terdapat padang pasir warna’ pink’ demikian ini.
Salah satu turis asal Sumatera Selatan, Keagungan( 30), mengenali Padang pasir Pasir Bintan dari potret- potret unggahan warganet. Awal mulanya, beliau berpikir, gambar yang berhamburan di internet itu merupakan rekayasa. Susah diyakini terdapat padang pasir pasir bercorak merah belia.
” Sehabis amati gunakan mata kepala sendiri, terkini yakin nyatanya memanglah sungguhan terdapat padang pasir warna pink demikian ini,” ucapnya sembari terkekeh.
Keagungan mengatakan, beliau sesungguhnya mau menjelajahi semua uraikan padang pasir pasir yang luasnya kurang lebih 5 km persegi tesebut. Tetapi, itu tidak bisa dicoba sebab tidak seluruh ujung padang pasir pasir dapat dijangkau oleh wisatawan sebab medannya yang susah.
Bagi Pimpinan Dusun Darmawisata Buncit Silvia Nora Sita, destinasi itu sanggup menarik wisatawan sangat sedikit 1. 800 orang per pekan. Dikala masa liburan, jumlah wisatawan dapat meningkat jadi 3 ataupun 4 kali bekuk.
Nora mengatakan, darmawisata padang pasir pasir itu pula saat ini jadi pangkal pemasukan sebagaian besar masyarakat Buncit. Terdapat belasan masyarakat yang membuka gerai, beberapa yang lain membuka rental ATV( all terrain vehicle), serta terdapat pula yang menyewakan sepur jaran serta pelayanan gambar bersama kukila makhluk halus.
” Kita amat berlega hati sebab perekonomian masyarakat jadi pulih sehabis terdapat darmawisata padang pasir pasir ini. Buat yang buka gerai saja, minimun dalam satu hari mereka dapat bisa Rp 500. 000,” ucap Nora.
Darmawisata maritim
Tidak hanya padang pasir pasir, di Pulau Bintan ada amat banyak destinasi bahari. Salah satu darmawisata bahari yang pantas didatangi merupakan area tepi laut serta hutan mangrove di Dusun Pengudang.
Aktivis darmawisata Dusun Pengudang, Iwan Winarto, Selasa( 24 atau 12 atau 2024), berkata, terdapat paket darmawisata rekreasi menjelajahi hutan bakau serta memandang kunang- kunang. Buat menjajaki rekreasi sepanjang 90 menit itu, satu orang dipungut bayaran Rp 250. 000.
” Sesungguhnya buat durasi ekspedisi dapat membiasakan keinginan wisatawan. Kita tidak semata menjual paket darmawisata, namun pula mau meningkatkan kesukaan kepada alam, kuncinya kepada kelestarian mangrove,” tutur Iwan.
Salah satu yang tidak bisa dilewatkan bila mendatangi Dusun Pengudang merupakan tiba ke Kastel Pak Madun. Itu merupakan tempat bermukim Ahmadun( 53) yang ia bangun dari kotor laut yang digabungkan dari tepi laut dekat Dusun Pengudang sepanjang 20 tahun terakhir.
Kastel Pak Madun terdapat di tengah hutan, di tepi Dusun Pengudang. Ahmadun menyusung ribuan ataupun bisa jadi puluhan ribu kotor laut jadi 2 pondok yang beliau peruntukan rumah serta ratusan arca.
Tiap kali terdapat wisatawan yang tiba ke rumahnya, turis atau bukan, Ahmadun hendak membuatkan arca di laman rumah kotor. Arca, yang pula dibuat dari kotor laut, itu jadi metode untuk Ahmadun buat mengenang kepribadian serta cerita orang yang sempat mampir di rumahnya.
Walaupun saat ini rumah Ahmadun sudah jadi salah satu tujuan darmawisata di Bintan, watak pria berbadan berisi itu tidak berganti. Beliau tidak ingin memungut bayaran pada para turis yang tiba. Beliau cuma mau memiliki sahabat, tidak sedikit juga beliau memiliki hasrat buat berbisnis.