Konser Yuni Shara Berjudul Hutan- Sebagai peminat tumbuhan mempercantik serta tumbuhan berdaun rimbun, Yuni hendak seluruh itu di konser.
Buat memperingati 35 tahun kiprah serta karya- karyanya di belantika nada Tanah Air, biduan pop tua Yuni Shara akan mengadakan konser tunggalnya berjudul 3553. 2 digit nilai awal menggantikan lama ia berkarier, sedangkan 2 digit terakhir gali77 merupakan nilai umur biduan berperawakan kecil ini.
Tetapi, bukan umur ataupun lamanya berkecimpung yang bagi Yuni akan jadi energi raih konser tunggal, yang bagi konsep diselenggarakan pada 30 Agustus 2025 di Istora Senayan, Jakarta. Malah yang berlainan merupakan tema dan rancangan aturan pentas serta riasan, tercantum di semua ujung zona konser, yang bagi Yuni akan mengangkat tema cinta area hidup.
Ibaratnya, rumahku esok hendak kupindah ke situ.
Perihal itu, bagi Yuni, Senin( 30 atau 6 atau 2025), hendak dicoba dengan memboyong serta menaruh berbagai macam tumbuhan serta pohon- pohon hijau, tidak cuma penuhi pentas, namun pula semua posisi Istora.
Jadi seluruh hendak ia silap mata jadi semacam di hutan, semacam yang terdapat di rumahnya.” Ibaratnya rumahku esok hendak kupindah ke situ( tempat konser). Ha- ha- ha,” ucap Yuni menghadap tampak di Konser Kubikel di Tower dalam keramaian HUT Ke- 60.
Yuni memiliki kegemaran bercocok tabur serta menjaga berbagai macam tumbuhan mempercantik serta tumbuhan hijau di rumahnya. Tidak cuma di zona ladang depan rumahnya berbagai macam tumbuhan riasan digantung serta ditempatkan di jambangan dalam rumah.
Yuni pula meningkatkan, konser tunggalnya ini merupakan yang awal kali sepanjang 35 tahun berkarier di bumi nada Tanah Air. Dalam konsernya esok, ia pula mengajak si adik yang pula biduan pop populer, Kris Dayanti.
Tidak hanya itu, ia pula berencana menunjukkan Ariel Noah, biduan serta inventor lagu Modin Indrajaya, Eka Gustiwana dari tim nada EDM Weird Genius, serta komika Praz Konsisten.
Sedangkan itu, buat memperkenalkan atmosfer hutan yang aman, aman, dan natural, Yuni berencana memboyong berbagai macam macam tumbuhan mempercantik serta pepohonan hijau ke Istora Senayan.
Ia hendak mendatangkan seluruh tumbuhan hijau itu dari Area Sawangan, Bogor, Jawa Barat. Pohon- pohon serta tumbuhan mempercantik itu hendak penuhi pentas tempatnya tampak.
” Esok rencananya saya hendak datangkan berbagai macam tipe fern( paku),( tumbuhan) walisongo, berbagai macam berbagai tumbuhan palem, serta pula beraneka ragam monstera. Pokoknya yang serba ijo- ijo semacam yang saya senang,” ucap Yuni.
Tidak cuma di atas serta dekat pentas, Yuni pula berencana memperkenalkan berbagai macam tumbuhan tumbuhan hijau berbagai kopi, apel khas Batu, Apes, serta banyak lagi. Tanaman- tanaman tumbuhan itu hendak ia tempatkan di dekat posisi Istora Senayan, semacam selasar, dekat mushala, ataupun apalagi di dekat kamar kecil.
Dengan sedemikian itu, para wisatawan serta pemirsa konsernya hendak terhibur serta merasa rukun serta hening dengan kedatangan berbagai macam tipe tumbuhan serta tumbuhan mulanya. Paling utama pula untuk para fansnya yang hendak tiba menyaksikan dari jauh, semacam luar kota Jakarta.
” Sebab memproduseri sendiri konser esok saya merasa butuh membuat seluruh orang yang tiba ke posisi merasa aman. Seluruh itu aku yang hendak mempertimbangkan serta menanggulangi sendiri. Ini profesi besar untuk aku. Konsep konsernya 30 Agustus 2025,” ucap Yuni.
Penyusunan serba natural serta penuh tumbuhan hijau berdaun rimbun serta rimbun semacam itu bisa jadi sesuai dengan karakteristik khas suara serta lagu- lagu Yuni, yang halus serta mendayu- dayu. Bila lagi mencermati si biduan langsung di tengah atmosfer rimbun yang meredakan.
Biduan tua Yuni Shara balik mencuri atensi khalayak dengan gelaran konser solonya yang mengangkat tema tidak lazim. Berjudul“ Rimba bunyi”, konser yang berjalan pada Sabtu malam di area Halaman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, mencampurkan daya nada dengan catatan pelanggengan area. Hutan bukan cuma jadi kerangka pentas, namun pula jadi gagasan penting dari semua pementasan.
Disampul dengan pencerahan temaram menyamai cahaya mentari yang mendobrak lebatnya pepohonan, atmosfer konser terasa sihir semenjak dini. Pentas didekorasi dengan dedaunan tropis, tumbuhan replika, sampai awan pipih yang membuat pemirsa seakan terletak di tengah rimba luas. Yuni Shara tampak ayu menggunakan baju hijau zamrud dengan aksen daun yang menjuntai, berpadu sempurna dengan tema.
“ Ini bukan semata- mata konser nada. Ini merupakan panggilan batin aku buat menegaskan kalau hutan kita lagi terluka,” cakap Yuni dikala membuka penampilannya dengan lagu“ Bunga Gadis”, diiringi suara kukila serta gemericik air yang mengalun halus dari pentas.
Keseimbangan Nada serta Alam
Dalam konser bertempo 2 jam itu, Yuni Shara mengantarkan lebih dari 15 lagu, tercantum tembang lawas semacam“ Desember Membodohi”,“ Selamanya Saya Milikmu”, sampai sebagian lagu terkini yang dengan cara spesial dilahirkan buat konser berjudul area ini.
Salah satu lagu terkini bertajuk“ Mengeluh Rimba” memegang batin banyak pemirsa. Lagu itu menggambarkan jeritan hutan yang ditebang dengan cara bawah tangan serta satwa- satwa yang kehabisan rumahnya. Liriknya menggugah, terlebih dikala dinyanyikan dengan suara khas Yuni yang halus tetapi penuh marah.
Komposisi nada yang dipakai pula hadapi alih bentuk. Sebagian lagu dibawakan dengan bonus perlengkapan nada konvensional semacam angklung, klonengan, sampai instrumen bambu. Seluruh bunyi- bunyian alam— dari dersik angin sampai suara serangga malam— dimasukkan dengan cara berseni dalam komposisi, menghasilkan pengalaman auditori yang istimewa.
“ Aku mau memperkenalkan suasana hutan bukan cuma dengan cara visual, namun pula melalui suara. Biar pemirsa dapat merasakan kalau alam pula bersenandung, bila kita ingin mencermatinya,” tutur Yuni dalam rapat pers berakhir konser.
Kerja sama dengan Penggerak serta Artis Lingkungan
Konser ini bukan semata pementasan individu. Yuni menuntun sebagian penggerak area serta artis visual buat memperkaya deskripsi konser. Di sela- sela sela waktu dampingi lagu, layar besar di pentas menayangkan dokumenter pendek mengenai situasi hutan Indonesia, mulai dari Kalimantan sampai Papua. Ada pula pembuktian dari warga adat yang menggantungkan hidup dari keberlangsungan hutan.
Sebagian figur semacam Butet Manurung serta penggerak belia dari aksi Hutan Itu Indonesia ikut muncul. Mereka mengantarkan pesan- pesan pendek mengenai berartinya melindungi alam serta gimana seni dapat jadi jembatan buat menyuarakan pelestarian.
“ Aku amat menghormati tahap Mbak Yuni. Tidak sering terdapat musisi yang ingin memegang rumor area dengan pendekatan seelok ini,” kata Butet yang muncul dalam tahap bicara pendek di tengah konser.
Ramah Area Semenjak Persiapan
Konser“ Rimba bunyi” pula diucap selaku konser ramah area. Semua riasan pentas dibuat dari materi siklus balik serta tumbuhan asli yang sehabis pementasan hendak ditanam di area pelestarian. Apalagi karcis konser digital dilengkapi dengan isyarat QR yang dapat diganti dengan benih tumbuhan buat ditanam oleh pemirsa dengan cara mandiri.
Tidak cuma itu, badan konser pula bertugas serupa dengan komunitas siklus balik serta kosong waste. Tidak diadakan botol plastik sekali gunakan. Pemirsa dihimbau bawa botol minum sendiri serta diadakan stasiun air minum isi balik di bermacam ujung venue. Sisa kotor santapan diatur dengan cara humus serta dipisahkan dari tipe kotor anorganik.
“ Kita mau menghasilkan pengalaman yang betul- betul searah dengan catatan konser ini. Nada dapat menghibur, tetapi pula dapat mengganti,” ucap Ferry Nasution, administrator penciptaan konser.
Sambutan Hangat dari Penonton
Sebesar 1. 200 karcis yang diadakan buat konser ini terjual habis dalam durasi 3 hari. Pemirsa yang muncul berawal dari bermacam golongan: penggemar lama Yuni Shara, penggemar nada etnik, sampai penggerak area serta siswa. Sebagian pemirsa tiba menggunakan busana berjudul alam semacam pakaian etnik ataupun kostum warna alam, menjajaki imbauan tidak tercatat dari badan.
“ Konser ini luar lazim. Aku meratap dikala lagu mengenai orangutan dinyanyikan,” tutur Rina, seseorang guru dari Bekasi yang tiba bersama 2 temannya.
Alat sosial juga marak dengan unggahan film serta gambar dari konser itu. Tagar#RimbaNadaYuniShara jadi trending topic nasional di program X( dahulu Twitter) serta Instagram. Banyak netizen menyanjung kegagahan Yuni Shara buat tampak berlainan serta menyuarakan rumor berarti dengan metode yang elok.
Impian buat Konser Lanjutan
Yuni Shara melaporkan konser“ Rimba bunyi” bukan akhir dari cetak biru seninya yang berjudul area. Beliau berambisi dapat bawa pementasan ini ke kota- kota lain, paling utama di daerah- daerah yang dekat dengan area hutan ataupun lagi hadapi bentrokan tanah.
“ Aku mau suara hutan terdengar hingga ke seluruh arah negara. Jika melalui ceramah belum pasti didengar, bisa jadi melalui lagu dapat masuk ke batin,” ucap Yuni penuh minta.
Penutupan konser dicoba dengan cara simbolis dengan menanam tumbuhan kecil di bagian pentas, disaksikan semua pemirsa. Dengan lampu yang diredupkan serta buaian nada akustik selaku kerangka, Yuni membungkuk dalam sepi, seakan berikan segan pada hutan yang sepanjang ini berikan kehidupan.