Manchester United Terburuk dalam 50 Tahun Amorim Isyaratkan Mundur
Manchester United Terburuk dalam 50 Tahun Amorim Isyaratkan Mundur – Administrator MU Ruben Amorim mundur bila timnya tidak berbenah.
Ekspedisi Manchester United di Aliansi Inggris masa ini nyaris ditentukan selaku yang terburuk dalam 50 tahun terakhir. impian789 Administrator MU Ruben Amorim juga merasa malu serta menyiratkan” bendera putih” bila situasi itu bersinambung.
Mimik muka Amorim seusai kegagalan MU dari West Ham United, 0- 2, di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, Pekan( 11 atau 5 atau 2025) malam Wib, mempertegas suasana di klub raksasa itu dikala ini. Beliau nampak memendam kemarahan serta kekesalan.” Sangat memalukan. Susah diperoleh,” ucapnya dengan susah dalam tanya jawab seusai perlombaan itu semacam diambil ESPN.
Luang digadang- gadang jadi penerus instruktur legendaris Sir Alex Ferguson serta akan membangkitkan” Setan Merah” yang mati suri hasil, Amorim tampaknya pula tidak berakal di MU. Beliau menjajaki jejak para pendahulunya, semacam David Moyes, Jose Mourinho, Louis van Gaal, Ole Gunnar Solskjaer, serta Erik tan Haag, yang nampak putus asa buat mengangkut balik derajat MU selaku regu yang disegani di Inggris.
Bila memandang posisi klasemen dikala ini, MU dikala ini merupakan yang terburuk di masa Aliansi Pokok, pertandingan sepak bola modern Inggris yang dipublikasikan semenjak masa 1992- 1993. MU dikala ini cuma membereskan 39 nilai dari 36 peperangan alhasil terperosok di tingkatan ke- 16 dari 20 regu partisipan.
Walaupun ditentukan tidak hendak terdegradasi, posisi itu jadi gamparan untuk Amorim serta MU. Mereka nyaris tentu akan finis di luar tingkatan ke- 12 sebab tidak bisa jadi lagi dapat mendahului Crystal Palace di posisi itu dengan 2 minggu peperangan tertinggal. Sementara itu, selama asal usul, MU belum sempat finis di posisi itu ataupun lebih kurang baik pada masa Aliansi Pokok lebih dahulu.
Perihal yang sangat aku takutkan merupakan asumsi kalau itu( kegagalan) merupakan lazim, serius saja. Seperti itu permasalahan terbanyak dikala ini. Kita kehabisan keyakinan kalau kita klub besar serta merupakan akhir bumi bila kita takluk di rumah,” ucap Amorim membagikan otokritik ke timnya.
Semacam di informasikan Amorim, MU sampai saat ini sedang terdaftar selaku klub Inggris tersukses di masa Aliansi Pokok dengan koleksi 13 beker serta 7 runner- up semenjak 1992. Semua hasil itu dicapai MU di masa Ferguson.
Koleksi itu mulai dikejar tetangganya, Manchester City, yang saat ini membereskan 8 beker Aliansi Pokok serta 3 kali runner- up. Sebesar 6 beker di antara lain dicapai” The Citizens” di masa Administrator Pep Guardiola.
Ada pula regu pemenang dikala ini, Liverpool, cuma membereskan 2 beker di masa Aliansi Pokok walaupun keseluruhan koleksi pemenang mereka di Aliansi Inggris menggapai 20 piala. Jumlah koleksi beker Liverpool itu membandingi koleksi MU di semua masa Aliansi Inggris semenjak 1888 dahulu.
Semacam di informasikan Shearer, MU dikala ini dapat dibilang yang terburuk, apalagi dalam 5 dasawarsa terakhir. Posisi dikala ini di aliansi mendekati asal usul terkelam mereka, ialah pada masa 1973- 1974. Kala itu, ialah pada masa Bagian Satu Aliansi Inggris, MU terdegradasi ke Bagian 2 sehabis finis ke- 21 dengan koleksi cuma 32 nilai.
MU memanglah cuma memerlukan satu tahun buat advertensi serta balik ke golongan paling atas di Inggris. Tetapi, memerlukan belasan tahun untuk mereka buat membuat balik nama baik selaku regu besar saat sebelum kesimpulannya jadi pemenang Aliansi Pokok versi kesatu pada 1993, ialah di masa Ferguson.
Bagi Amorim, timnya tidak bisa lambat- laun terperosok. Beliau mengultimatum dirinya serta skuadnya buat bangun pada masa depan. Bila sedang kandas pada dini masa depan, beliau juga menyiratkan berkenan mundur.
” Kita wajib lebih kokoh serta berani, masa depan. Bila sedang semacam saat ini, lebih bagus bagikan ruang( posisi administrator) buat orang lain,” ucapnya.
Aliansi Europa
Otokritik yang di informasikan Amorim itu mendekati yang dicoba Mourinho, hampir satu dasawarsa kemudian, di Setan Merah. Pada dikala itu, beliau sempat menggila serta berterus terang mempersoalkan para aktornya yang ditaksir tidak memiliki antusias juang. MU kandas bersaing di kediaman atas Aliansi Inggris. Mereka cuma finis keenam.
Para pemeran MU pada dikala itu, semacam Jesse Lingard, Henrikh Mkhitaryan, serta Luke Shaw, diucap Mourinho sangat” lembut”.” Kritik merupakan bagian dari cara. Kritik menolong kita berkembang, menanggulangi( perihal yang dikritik),” ucapnya membagikan alibi perilakunya kala itu pada The Bebas.
Menariknya, irisan dari mulut runcing versi instruktur yang berjuluk” Sang Istimewa” itu ampuh. MU dikala itu lulus ke akhir Aliansi Europa 2016- 2017 serta jadi pemenang seusai menaklukkan Ajax Amsterdam ajaran Peter Bosz dengan angka 2- 0. Beker dikala itu jadi salah satunya titel kontinental MU sesudah masa Ferguson.
8 tahun lalu, MU balik berpeluang memahat asal usul serta mencapai beker Aliansi Europa buat kali kedua. Mereka hendak mengalami Tottenham Hotspur pada peperangan akhir di San Mames, Bilbao, 21 Mei kelak.
Sedikit berlainan dibanding dengan Mourinho, Amorim sungkan mempersoalkan para aktornya di khalayak. Kebalikannya, beliau mengutip ganti tanggung jawab dari deretan penampilan kurang baik MU. Perihal itu ditengarai buat menyurutkan bentrokan di skuad MU yang sudah meluap seusai dipecatnya Erik ten Haag selaku administrator pada akhir Oktober.
Aku tidak ingin ucapan pertanyaan pemeran. Aku ucapan mengenai diri sendiri( terpaut terpuruknya MU),” ucapnya.
Apa juga itu, ditentukan tahap MU memenangkan Aliansi Europa tidak hendak gampang. Spurs, rival mereka di akhir esok, memiliki dorongan tidak takluk berkeluk. Di Aliansi Inggris, posisi mereka tidak lebih bagus dari MU, ialah persisnya di tingkatan ke- 17.
Hingga, Aliansi Europa jadi salah satunya impian Spurs atau MU buat” melindungi” masa mereka yang kurang baik. Beker itu sekalian jadi karcis salah satu dari mereka tampak di Aliansi Champions masa depan sekalian injeksi anggaran dekat 100 juta lbs sterling ataupun sebanding Rp 2, 1 triliun.( BBC)
Manchester United, klub sepak bola yang sempat jadi ikon kekuasaan serta kesuksesan di Aliansi Inggris, saat ini tengah terletak dalam salah satu rentang waktu tergelap dalam asal usul panjangnya. Masa 2023 atau 2024 dikira selaku masa terburuk Setan Merah dalam 50 tahun terakhir. Dari hasil mengecewakan di Premier League sampai bentrokan dalam serta lemahnya penampilan pemeran, United saat ini nampak kehabisan bukti diri serta arah. Postingan ini hendak mangulas pemicu darurat itu, statistik suram masa ini, serta apa yang dapat dicoba ke depannya.
Kemunduran Semenjak Masa Ferguson
Semenjak pensiunnya Sir Alex Ferguson pada tahun 2013, Manchester United belum sempat betul- betul normal. Di dasar kepemimpinannya, United memenangkan 13 titel Aliansi Premier, 5 Piala FA, 2 Aliansi Champions, serta bermacam beker yang lain. Sehabis kepergiannya, klub sudah menunjuk beberapa administrator kediaman atas David Moyes, Louis van Gaal, José Mourinho, Ole Gunnar Solskjær, sampai Erik ten Hag tetapi belum terdapat yang sanggup mengembalikan kekuasaan semacam masa Ferguson.
Masa 2023 atau 2024 menampilkan titik jarang dari cara kemunduran itu. Ternyata kemajuan, yang terjalin malah regres. United tidak cuma takluk dari regu besar, namun pula dari tim- tim kediaman dasar dengan metode yang memalukan.
Statistik yang Menyedihkan
Selanjutnya sebagian statistik yang melukiskan alangkah jeleknya penampilan United masa ini:
Jumlah kegagalan paling banyak dalam satu masa Aliansi Premier: United mencatatkan lebih dari 13 kegagalan, menjadikannya masa terburuk semenjak 1973 atau 1974, masa di mana mereka terdegradasi.
Beda berhasil minus: Buat awal kalinya dalam masa Premier League, Manchester United memberhentikan masa dengan beda berhasil minus.
Daya produksi lini depan menyusut ekstrem: Penyerbu harapan semacam Marcus Rashford serta Antony tampak jauh dari impian. United kandas mengecap berhasil dalam lebih dari 10 perlombaan aliansi.
Pertahanan lemah: Dengan lini balik yang dihantui luka serta penampilan kurang baik, gawang United kecolongan lebih dari 55 berhasil nilai paling tinggi semenjak dasawarsa 70- an.
Tidak hanya itu, penampilan di pertandingan Eropa pula mengecewakan. Mereka tereleminasi di tahap tim Aliansi Champions, apalagi jadi ahli kunci tim yang di atas kertas sepatutnya dapat mereka lewatkan.
Darurat Bukti diri serta Style Bermain
Salah satu permasalahan terbanyak United merupakan lenyapnya bukti diri. Di era Ferguson, United diketahui dengan style main melanda, penuh antusias juang, serta karakter haram berserah. Saat ini, susah memandang karakteristik khas itu. Style main di dasar Erik ten Hag nampak inkonsisten kadangkala melanda tanpa arah, kadangkala bertahan dengan adem ayem.
Apalagi kala berhasil, United sering tampak tidak memastikan. Sebagian kemenangan dicapai dengan keberhasilan ataupun kelakuan orang, bukan dari game regu yang kohesif. Ini membuktikan terdapatnya permasalahan taktis serta minimnya uraian dampingi pemeran kepada desain instruktur.
Permasalahan Dalam serta Kepemimpinan yang Lemah
Di balik alun- alun, Manchester United pula hadapi kekalutan manajemen. Bentuk klub yang tidak berdaya guna serta lambatnya pengumpulan ketetapan membuat banyak memindahkan kandas ataupun tidak maksimal. Tidak hanya itu, bentrokan dalam antara pemeran serta instruktur pula sering timbul ke dataran. Ilustrasinya, berita ketegangan antara Erik ten Hag dengan sebagian pemeran tua semacam Jadon Sancho, Raphael Varane, serta Casemiro jadi pancaran alat.
Kepemimpinan di dalam alun- alun juga tidak nampak. Tidak terdapat bentuk semacam Roy Keane ataupun Wayne Rooney yang dapat membakar antusias regu dikala terabaikan. Bruno Fernandes, si kapten, malah sering dikritik sebab perilakunya yang gampang frustrasi serta sangat kerap meringik pada penengah.
Ketergantungan pada Pemeran Muda
Ironisnya, di tengah darurat, para pemeran belia malah jadi juru selamat sesekali. Kobbie Mainoo serta Alejandro Garnacho jadi 2 di antara sedikit pemeran yang tampak tidak berubah- ubah serta membagikan impian. Tetapi, bobot yang sangat besar pada pemeran muda tidaklah pemecahan waktu jauh. Mereka memerlukan edukasi serta kemantapan, bukan jadi pijakan penting dikala regu tua kandas.
Respon Fans serta Media
Para fans United yang diketahui patuh juga mulai kehabisan ketabahan. Slogan keluhan kerap nampak di Old Trafford, serta lantunan” We want our club back” menggema lebih keras dari lebih dahulu. Alat Inggris tidak enggan melabeli masa ini selaku musibah besar. Mantan pemeran semacam Gary Neville serta Roy Keane dengan cara terbuka mempersoalkan klub, menyebutnya tidak profesional dari atas sampai dasar.
Impian pada Pergantian Bentuk Klub
Impian timbul kala Sir Jim Ratcliffe, hartawan asal Inggris, membeli beberapa saham klub serta mengutip ganti pengawasan operasional sepak bola dari keluarga Glazer. Beliau berkomitmen melaksanakan pembaruan keseluruhan, tercantum koreksi perguruan tinggi, prasarana, dan menyusun balik bentuk manajemen klub. Kehadiran tokoh- tokoh semacam Serta Ashworth( bekas Brighton serta Newcastle) selaku ketua berolahraga pula dikira tahap ke arah yang pas.
Tetapi, fans ketahui kalau pergantian tidak dapat terjalin dalam tadi malam. Memerlukan durasi, ketabahan, serta ketetapan pas buat bawa Manchester United balik ke rute yang betul.
Kesimpulan
Masa 2023 atau 2024 hendak terdaftar dalam asal usul selaku masa sangat suram Manchester United dalam separuh era terakhir. Suatu klub yang dahulu jadi ikon kelebihan saat ini terperangkap dalam pusaran mediokritas serta disfungsi. Tetapi, semacam dalam sepak bola, senantiasa terdapat impian buat bangun.
Pergantian sistemis, koreksi administratif, serta pembangunan skuad yang balance dapat jadi jalur pergi. Tetapi yang sangat berarti, klub wajib menciptakan balik identitasnya—menjadi Manchester United yang berani, melanda, serta tidak sempat berserah.
Post Comment