Jacob Collier serta Tenaga Audiens
Jacob Collier serta Tenaga Audiens – Jika dahulu beliau main nada dengan cara individual, beliau saat ini suka bermusik dengan cara beramai
Julukan Jacob Collier( 30) besar seusai viral di Youtube melalui film cover lagu” Don’ t You Worry‘ Bout A Thing” yang diunggah pada 2013. Keahlian alexa99 musiknya jempolan hingga menarik atensi produser kawakan, almarhum Quincy Jones. Collier lalu berkembang dari” musisi Youtube” jadi musisi yang padat jadwal rekreasi bumi, apalagi menyambut piala Grammy.
” Gimana Indonesia sepanjang ini?” pertanyaan seseorang reporter pada Collier, Jumat( 30 atau 5 atau 2025), di Jakarta.
Kala itu, beberapa reporter menemukan peluang buat mewawancarai Collier saat sebelum tampak di pentas istimewa Jakarta International BNI Java Jazz Pergelaran 2025. Durasi wawancaranya terbatas, 7- 8 menit. Collier menanggapi masing- masing persoalan dengan kilat, jauh, dan kontak mata serta senyuman. Seseorang pewarta—yang pula penggemar Collier—sampai salah aksi.
Banyak orang di mari amat mengasyikkan, amat siuman, serta amat terbuka pada nada. Terdapat banyak orang bagus di mari. Sebagian temanku main di mari( Java Jazz Pergelaran). Amat mengasyikkan buat balik.
” Indonesia bagus. Di mari amat hangat. Aku dari London, jadi kewalahan dengan kelembaban( di mari),” tutur Collier yang menggunakan seperangkat berbahan enteng. Di kepalanya terikat kain gelap bermotif batik.
” Banyak orang di mari amat mengasyikkan, amat siuman, serta amat terbuka pada nada. Terdapat banyak orang bagus di mari. Sebagian temanku main di mari( Java Jazz Pergelaran). Amat mengasyikkan buat balik,” tambahnya.
Ini ketiga kalinya Collier berkunjung ke Indonesia. Beliau awal kali ke Indonesia dikala tampak di Java Jazz Pergelaran( JJF) 2016. Pada tahun yang serupa, Collier menelurkan album pertamanya yang diberi titel In My Room( 2016).
Semacam titelnya, album itu sungguhan digarap Collier di kamar tidurnya di London, Inggris. Album itu moncer serta dipuji nama- nama besar di pabrik nada. In My Room
pula mengantar Collier pada 2 piala Grammy pertamanya di Grammy Awards 2017.
Lagu” Flintstones” di album pertamanya memenangi jenis Best Arrangement, Instruments, and Vocals. Sedangkan itu, lagu” You and I” berhasil di jenis Best Arrangement, Instrumental or A Cappella. Per saat ini, Collier terdaftar mendapat 7 piala Grammy.
Piala itu kelihatannya bukan hasil semata, melainkan pula materi bakar buat lanjut berkreasi. Laki- laki kelahiran tahun 1994 itu setelahnya mengeluarkan beberapa album, semacam Djesse Vol. 1( 2018), Djesse Vol. 2( 2019), Djesse Vol. 3( 2020), serta Djesse Vol. 4( 2024).
Menariknya, keempat album itu memenangi paling tidak satu piala Grammy pada tahun 2025, 2021, serta 2020. Collier jadi bintang film Inggris awal yang mencapai piala Grammy buat 4 album pertamanya.
Saat sebelum kariernya moncer semacam saat ini, Collier merupakan anak muda yang kegemaran mengotak- atik nada. Beliau ahli memainkan bermacam instrumen, mulai dari upright bass, gitar, cajon, piano, hingga synthesizer. Tidak kelewatan mengatakan Collier selaku music prodigy.
Keakraban Collier dengan nada sedikit banyak dipengaruhi kerangka balik keluarganya yang pula pemusik. Ibunya merupakan Suzie Collier, seseorang pemeran biola, konduktor, dan guru di Royal Academy of Music. Ada pula kakeknya, Belok Collier, pula pemeran biola.
Keahlian bermusik Callier nampak di video- video di akun Youtube- nya, tercantum film cover lagu” Don’ t You Worry‘ Bout A Thing”. Film ini yang membuat produser pensiunan Quincy Jones bertamu Collier.
Collier luar lazim bungah dikala dikontak Jones. Untuk ia, Jones merupakan hikayat hidup di pabrik nada. Selaku memo, tangan dingin Jones berfungsi dalam karir nada Michael Jackson, Frank Sinatra, sampai Count Basie. Jones tewas pada November 2024 di umur 91 tahun.
Interaksi antara Collier serta Jones berhasil kegiatan serupa. Collier akur berasosiasi dengan industri manajemen yang diurus Jones. Ini men catat dimulainya karir handal Collier di pabrik nada.
Bertumbuh
Sepanjang satu dasawarsa berkarier, Collier merasakan banyak perkembangan berseni pada dirinya. Bila dahulu beliau main nada dengan cara individual, beliau saat ini suka bermusik dengan cara beramai- ramai. Audiens yang umumnya cuma menyaksikan diubahnya jadi paduan suara dadakan.
Ini pula yang terjalin di pentas JJF 2025. Seusai menyanyikan beberapa lagu—sambil melompat ke sana- sini buat memainkan beraneka ragam perlengkapan musik—Collier maju ke bagian depan pentas serta merentangkan tangan. Lagaknya sebentar mendekati konduktor. Beliau menggumamkan bunyi yang lalu diiringi audiens.
Collier, yang dikala tampak menggunakan sepatu Crocs kuning, lalu membagi suara audiens. Pemirsa di bagian kiri, kanan, serta tengah diberi kewajiban menyanyikan bunyi berlainan. Kala tangan Collier turun ke dasar, audiens merendahkan bunyi, kemudian menaikkannya lagi dikala tangan si konduktor terangkat.
Kelakuan pentas ini menghibur. Ditambah dengan energinya yang meluap- luap serta keahlian bermusiknya, bolehlah mengatakan Collier menyetel standar besar buat JJF 2025. Collier berhasil menggoreskan opini yang mendalam serta mengasyikkan melalui performa pada hari awal JFF 2025.
Perihal itu diakui pula oleh Tunde Baiyewu, penampil istimewa JJF 2025 yang kedapatan bagian manggung di hari kedua.” Aku kemarin menyaksikan performa Jacob. Penampilannya amat menghibur,” tutur Tunde pada Kompas, Sabtu( 31 atau 5 atau 2025).
Collier juga ekonomis batin di pentas. Pemirsa yang antusiasnya dibakar merasa tidak berkenan pementasan Collier di JJF 2025 berakhir. Audiens juga memohon encore serta menganjurkan,” We want more! We want more!” Collier langsung berlari balik ke pentas serta menyanyikan 2 lagu, tercantum” Indonesia Peninggalan”. Pemirsa menganjurkan gaduh.
Tenaga yang diserahkan audiens merupakan gagasan nada untuk laki- laki asal London bagian utara ini. Collier berterus terang kalau instrumen nada favoritnya dikala ini merupakan audiens. Walhasil, suara dari ribuan audiens yang beliau mualim jadi paduan suara digubah jadi lagu bertajuk” 100, 000 Voices”.
” Kurasa seperti itu perkembangan terbesarku, dari sendiri( jadi bermusik dengan cara beramai- ramai). Album terakhirku mengaitkan 100. 000 orang yang mayoritas merupakan audiens dari semua bumi. Ini pertanyaan perasaan mengenai’ kita’ dari’ aku’,” cakap Collier.
Tidak terdapat lagi kepribadian abdi sektoral dalam nada. Seluruh orang memiliki posisi yang serupa, sebanding, serta bagus bila bersuatu dengan serasi. Collier beriktikad kalau rancangan ini relevan dengan situasi bumi saat ini.
” Kita memerlukan antusias, lebih banyak perihal yang memadukan kita, buat merasa kalau,’ Inilah kita, bukan cuma saya, tetapi kita seluruh’,” tuturnya lagi.
Kurasa seperti itu perkembangan terbesarku, dari sendiri( jadi bermusik dengan cara beramai- ramai). Album terakhirku mengaitkan 100. 000 orang yang mayoritas merupakan audiens dari semua bumi. Ini pertanyaan perasaan mengenai’ kita’ dari’ aku’.
Seusai berkembang semacam ini, Collier berterus terang belum ketahui hendak jadi semacam apa musiknya 10 tahun ke depan. Beliau percaya kalau konsep terbaik buat mengalami era depan merupakan melaksanakan seluruhnya dengan batin, bukan dengan benak.
Beliau mau menolong orang lain dengan musiknya yang leluasa serta elastis: dapat berbaur dengan jenis apa juga. Selaku musisi, beliau memperhitungkan tugasnya merupakan membebaskan para pemirsa dari perasaan yang tidak berarti serta memperkenalkan keceriaan. Dengan keceriaan beramai- ramai, beliau berambisi orang bisa merasa leluasa.
Dikala ini Collier mau bermusik paling- paling serta menikmati hidup yang beliau punya. Beliau percaya kalau dengan melaksanakan ini, sarwa akan menuntunnya ke rute yang sebaiknya.
” Quincy Jones sempat bilang,’ Jika kalian ingin membuat Tuhan tersimpul, kasih ketahui Ia rencanamu’. Jadi, aku merasa kalau seluruh rencanaku kupercayakan ke pihak yang pas, kemudian itu hendak terjalin dengan metode yang pas,” tuturnya.
Post Comment